Sunday, September 9, 2007

Belitung ...... seakan masuk kedunia lain 1/2

Belitung, seakan masuk ke dunia lain

Salah satu tour JS yang saya tunggu-tunggu adalah Babel dan ketika tour di Bali dulu Andrew pernah menanyakan … kemana kita setelah Tour Bali ini ? … Bangka ?? Manado ?? Saya langsung setuju ..… Bangka. Dan setelah saya tunggu-tunggu, akhirnya pendaftaran dibuka juga. Malah sangking napsunya, pendaftaran (setengah ngancam) saya terkirim ke milis :(, untung saya tidak kena setrap.

Jujur saja, minat utama saya pada tour ini adalah Bangka, karena banyak sebab. Salah satu sebab adalah karena cewe Bangka yang saya kenal sejak SMP itu kece-kece semua :P. Mantan pacar saya yang saya ajak jalan-jalan ke Trio kemarin 50 % Bangka. Dulu saya pernah naksir sama cewe Bangka waktu di SMP (dulu banget yah, tahun 1982) … wah anaknya kece dan banyak disenangi cowo-cowo, tampangnya kaya Kim Catrall (yang main mannequin) ..… tetapi ada catatan ….. Selama dia tidak tertawa lebar, kalau mingkem ajah sih masih dapat angka 95 (dari 100) … he..he..he.. beneran, maksudnya bukan karena dia itu drakula atau ompong tetapi karena giginya hitam… atau lebih tepat agak kehitam-hitaman. Kalau hitam banget kaya arang sih bisa lari gua. Rupanya karena Bangka itu memang pulau penghasil timah dan air minumnya mengandung timah (sok tahu mode on). Tapi kayanya kalau sekarang sih sudah tidak masalah karena sudah ada air minum Aqua dan banyak pemutih gigi :). Selain itu, sebelum kesengsem sama pacar yang sekarang, saya juga sempat kecantol sama satu cewe yang 100 % Bangka tapi juga tidak jadi. Pokoknya kalau kena orang Bangka …. Ibaratnya Operating system, itu salah satu vulnerability (celah keamanan) gua :P.

Tapi sebelum sampai di pulau tercinta itu, saya harus melewati halangan dulu, yaitu pulau Belitung. Gua ngga ngerti, si Andrew kurang kerjaan banget, gua maunya Bangka kok dia kasihnya Belitung. Awalnya sih saya cuek ajah, ngga terlalu perhatikan kalau nama tournya Babel, Bangka Belitung …. Di otak ini cuma ada…BANGKA…...BANGKA….. Pas Andrew bagikan boarding pass saya cari pintu B6 … kok yang ke kanan Jambi, yang ke kiri Tanjung Pandan. Mana Belitungnya …… dodol juga nih Andrew. Apa ngawur nih gatenya. Tapi kok JS-er pada ngumpul disana, ke Tanjung Pandan. Ngga mungkin salah nih, jadi gua ikut2an nongkrong ajah. Naiknya Sriwijaya Air. Ngga tahunya Tanjung Pandan itu adalah kota di Belitung dan Belitung itu nama pulau ….hi..hi..hi… Kaya gua dulu pernah nanya kota California dimana yah ??

Pesawatnya cukup ontime (kalau di Indonesia ngaret dibawah 20 menit itu disebut on time, kalau di Eropa…. Dilarang terbang …….. phrrrrttt) dan ketika masuk pesawat ….. kita dapat surprise, gua satu pesawat dengan Peterpan (wah apa ini surprise dari Andrew :), kalau dulu ke Bali di iringi Jak TV, ke Belitung dikawal Peterpan)….. langsung nih kalap mau minta tanda tangan…. Jangan-jangan Peterpan asli orang Bangka semua. Kok berangkatnya semua anggotanya, apa Luna Maya juga orang Bangka ? … pantesan cakep :P. Sempat SMS-an pamer sama mantan pacar… gua satu pesawat nih sama Peterpan, masih ngga nyambung… mantan pacar ngga percaya dan tanya……. Kapten Hooknya mana ??

Setelah sampai di Belitung, baru ketahuan rahasianya…… Peterpan itu bukan orang Bangka, juga bukan orang Belitung, tapi lagi tour ke Belitung … lemess deh. Ngga jadi ngobrol sama Akhew Ariel.

Airport di Belitung kecil saja, dengan langit2 kayu yang terbuka dan di sayap kiri ada restoran (lebih tepat disebut warung) yang mempunyai view ke lapangan terbangnya. Jadi kalau makan di restoran ini bisa melihat orang keluar masuk pesawat karena hanya dibatasi oleh pagar dari kawat tipis. Lucunya, di restoran ini depannya ada tulisan “Maaf, pesan langsung bayar” :P. Ha..ha…ha… apa orang Belitung kalau makan suka lupa bayar yah.

Sambil menunggu Andrew membereskan bagasi dan menunggu jemputan (kebetulan juga dia ketemu Bupati Belitung … memang JS-er dimana-mana keren, sudah satu pesawat sama Peterpan, habis itu ketemuan sama Bupati) saya jalan-jalan ke sekitar bandara. Kesan pertama di Belitung, kayanya banyak orang Hakka (khek) dimana-mana. Soalnya pada ngobrol dengan bahasa Hakka. Ada dua engko2 ngobrol di restoran … prosesor Pentium VIII di otak gua langsung bekerja keras menerjemahkan pembicaraan engko’s (dua engko) itu. Mereka ngomongin saudaranya yang sakit dan harus jaga mulut / “Khen Coi” Khen = Jaga, Coi = Mulut. Maksudnya bukan mulutnya suka jalan-jalan tetapi dia harus jaga makanan. Lalu ada kata… “Khoi Tau” Khoi = Buka, Tau = pisau. Kalau ini juga bukan maksudnya mau carok tapi dia mau di operasi sama dokter. Setelah puas memata-matai dua engko Khek akhirnya mobil jemputan datang dan sebelum tertangkap SS-B (Secret Service Belitung - dinas rahasia Belitung) karena nguping urusan orang, saya buru-buru kabur masuk mobil jemputan.

Di mobil jemputan bis terbesar yang ada di Belitung hanya muat dibawah 20 orang sehingga terpaksa dipisah dan ditambah 1 Kijang dan 1 Kuda untuk bawa orang yang tersisa dan bagasi (kalau ini merek mobil dan bukan binatang….. ngga separah itu suasana tournya) saya dapat duduk di bagian belakang. Bus jemputannya keren, ada TVnya … bisa nyala lagi. Dan yang disetel adalah lagunya karaoke jadul, Charles Hutagalung


Hidupku Sunyi

Bila hari telah senja

Malam hari pun tiba

Hidupku yang sendiri … sunyi..

Mengapaaaaaa Dikau bertanya…..

Mengapaaaaaa……

Gua langsung teringat memori jadul dan kesannya dengan lagu ini saya dibawa ke suasana di Belitung yang memang berbeda suasananya dibandingkan Jakarta. “Seakan-akan” lagu ini mencerminkan suasana Belitung saat ini sama dengan Jakarta tahun 1972 waktu lagu “Hidupku Sunyi” dipopulerkan oleh Charles Hutagalung (1972) yang sempat dinyanyikan kembali oleh Tantowi Yahya dalam irama country. Jadi kalau mau membayangkan Belitung yang kami datangi, bagi yang pernah di Jakarta tahun 1970-an dan ingat suasananya …. Kira-kira begitulah suasana Belitung hari ini (tidak 100 % sama tetapi suasananya / atmospherenya mirip).

Tetapi memang lain orang, lain kesannya. Waktu gua bilang sama Effie (temannya Anna) yang duduk di sebelah gua bahwa lagu ini mengingatkan gua pada jadul dan jadi mellow, si Effie malah bilang …. Kalau gua sih malah sebel sama lagu cengeng ini :P. Kira-kira kasusnya sama dengan gua yang denger lagu 25 Minutenya MLTR sampai keluar airmata, kasihan si Michael soalnya dia cuman telat 25 menit ditinggal kawin sama pacarnya … mantan pacar gua malah ngomel-ngomel….. rasain, sukurin, siapa suruh plin plan ngga cepat-cepat ajak kawin, sekarang ditinggal kawin malah nyanyi.

Tujuan pertama kami adalah Jl. Sriwijaya. Kalau di Madrid ini adalah SOL, kalau di Jakarta ini adalah bundaran HI. Tapi jangan ngebayang seramai itu. “Satu-satunya” bis besar yang ada di disana adalah bis yang kami tumpangi, lainnya kebanyakan motor dan angkot. Waktu kami turun saja pada keluar …. Mungkin dikirain Peterpan datang …. Ha..ha..ha… bukan, yang datang Arnold (soalnya pada pakai kacamata hitam) … atau kalau nggam irip yah… tukang pijit, tinggal dikasih kaleng sama kentongannya saja. Disana kami makan Mie Belitung Atep. Mienya menggunakan kuah kental yang manis, dikasih irisan tahu goreng dan krupuk emping. Mirip-mirip dengan Lomie Kangkung Pinangsia, Cuma yang ini ngga pakai daging (diganti tahu) dan minus kangkung.

Awalnya gua masih JAIM, wong gua duduknya di depan pasti dapat dong, kalau makan ladies first….. ngalah dulu …. sabar…subur… tenaaaang… tenaaaangg ……tapi kok gua ngga dapet dapet…. Kloter pertama 10 piring … langsung ludas dibagi ke belakang. Kloter kedua… 10 piring lagi…. Langsung dikerubuti … ngga tante… ngga ibu, ngga enci … kaya piranha ajah …Brrrrr langsung lenyap tak berbekas. Gua lagi asyik ngobrol…. Lho kok belum datang juga…. Cilaka nih, kalau gua jaim terus, bisa-bisa langsing nih gua. Kayanya salah strategi nih nih …. Akhirnya gua menerapkan ajaran Steven Covey, 7 habits. Gua pro aktif, mbaknya gua tongkrongin …. Mannnnaaa makanan saya …. Masa jaim sudah berlalu, kaya kolesterol dan asam urat …. Semuanya ketinggalan di Jakarta. Sekarang yang ada makan…makan..ganas. Akhirnya karena jasa Steven Covey gua berhasil mendapatkan Mie Belitung tersebut Rasanya sih ok-ok ajah, nilai 8 (karena gua suka rasa kuah kentalnya yang manis)… tetapi seperti biasa pendapat orang tidak selalu sama .... si Anna malah komentar … kok ini rasanya manisss. Empingnya enak dan menjadi favorit, sampai-sampai Andi Bucheri (Bule Ngechet Sendiri) yang sudah tidak terlalu gondrong ambil emping sepiring besar LANGSUNG dari kantong plastik besar tempat emping disimpan (namanya juga JS-er :P). Seketika empingnya langsung ludass dan Andi ambil lagi empingnya sepiring lagi..…. Waktu kita lagi asyik-asyiknya makan, rupanya si Mbak diam-diam mengikat plastik tempat simpan emping dan pelan-pelan dimasukkan ke lemari bawah … lalu di dorong dalam-dalam….. mungkin untuk mempersulit kalau ada preman ambil tambahan emping sepiring lagi. Tetpai dasar JS-er, bukannya tengsin… malah si Mbaknya digodain …Mbak…. Takut empingnya habis yah… di umpetin…ha..ha..ha… si Mbak malu-malu … ngga kok…. Ini memang biasa disimpan kok…..

…. Bersambung, bos gua datang.

Salam,

Alfons

1 comment:

chika said...

luar biasa perjalanan kmu