Saturday, September 15, 2007

Belitung 2/2. Mamanya Malin Kundang pindah ??

Selepas makan Mie Belitung, saya disamperin sama tukang koran. Khew… beli koran khew …. What ??… Khew itu kalau bahasa Khek (Hakka) artinya Anjing. Apa tukang koran ini ngajak berantem Arnold ? Apa tampang gua kurang sangar ??

Ngga tahunya si Andrew nerangin bahwa panggilan untuk Chinese di Babel adalah A Khew untuk laki-laki dan Amoy untuk perempuan (SiAmoy … ngingetin pada makanan favorit gua yang dibuat dari ikan tenggiri, pakai kacang, dikecapin……….siomay …. --fitnah mode on--Andrew bilang dia suka siomay yang dibuat dari ikan sapu-sapu … memang orang JS itu hobinya aneh-aneh…--fitnah mode off--).

Lalu kita lanjut jalan kaki ke Kopi Tiam, tempat minum kopinya ada di dalam gang, jadi dari jalan raya, masuk gang MHT (kecil, paling muat motor dua papasan), tapi selepas itu ketemu lapangan luas dan dan terlihat bangunan beberapa rumah lama dengan atap seng yang cukup unik. Kopinya sih menurut saya yah kaya kopi, item, pahit dan bikin melek terus. Gua bukan maniak kopi kaya mantan pacar gua yang dulu tiap sore ngga tahan kalau ngga minum kopi Starbucks. Dan waktu saya aduin ke mertuanya ….. mami, ini nih yang minum kopi Rp. 30.000,- segelas…. Gua langsung dicubit :P.

Waktu saya ke kamar kecil memenuhi panggilan alam, saya lihat ada yang aneh pada WCnya. Disebelah WC yang temboknya terbuka dan hanya dibatasi oleh tembok 1 meter, ada tempat penampungan air bawah tanah yang terbuka dimana menjulur pipa-pipa paralon dari atap bangunan ke tempat penampungan. Saya intip, isinya air. Kalau orang awam mungkin akan ngga nyambung, apa hubungannya atap-pralon-tempat penampungan air. …… hmmm, karena saya besar di Pontianak dan dulu minum air hujan, saya bisa menduga kalau bak ini adalah bak penampungan air hujan. Jadi kalau ketemu orang Pontianak, tidak heran kalau giginya sudah pada rontok karena minumnya air hujan sehingga kurang mineral untuk memperkuat giginya (kata bu guru TK yang jualan Pocari Sweat :P) dan tidak heran kalau banyak yang pakai gigi palsu. Apalagi waktu saya kecil, dokternya maniak, kaya Josef Mengele ….. sakit sedikit…. Cabut…berlubang sedikit ..cabut… lama-lama giginya habis. Dulu sebelum saya pakai crown (selongsong) untuk gigi samping, saya juga pakai gigi palsu copotan. Tiap habis makan saya keluarkan dari mulut dan saya bersihkan … mantan pacar langsung menjauh kalau saya lakukan hal itu…ha….ha…ha… gigi palsu saya itu banyak ceritanya, kalau diceritain riwayat dan pengalamannya bisa dua halaman penuh … keburu di banned gua :P, ngerubah milis jadi ajang jor2an (jorok jorokan).

Kalau dokter gigi sekarang kan kalau bisa dirawat diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak mencabut. Saya pernah ketemu orang Singkawang pengusaha manisan buah yang pakai gigi palsu agak longgar, waktu itu dia mau pinjam uang (dari bank tempat saya kerja dulu) dan sewaktu menjelaskan usahanya gigi palsunya satu set atas bawah goyang-goyang mau lepas dari gusi (tapi ngga lepas-lepas) ….… saya susah sekali konsentrasi pada ceritanya karena tiap lihat mukanya yang ada di benak saya cuman gigi palsunya yang gerak-gerak itu. Susah buat laporan analisa usaha karena tiap ingat mukanya saya terbayang gigi palsunya yang bergerak-gerak ….. akhirnya kreditnya diterima. Kenapa ? Soalnya dia pakai gigi palsu artinya rajin coba produknya yang pakai cuka sehingga giginya rusak semua. Artinya dia selalu test manisan buah yang dijualnya. (tapi saya ngga tahu, giginya dicabut karena itu atau karena dia malas sikat gigi yah…. Anyway, kreditnya bagus kok dan tidak macet).

Saya akhirnya pesan kopi susu dingin, sewaktu minum saya lihat banyak yang pesan telur kampung setengah matang … wahhhh, gua paling takut… kolesterol. Pak Bun ragu-ragu mau makan atau tidak, tetapi Andrew menenangkan Pak Bun. Tenang pak, nanti malam sekamar dengan ibu ….… langsung telur ayam kampung itu di glek tanpa basa basi…..ha..ha…ha…. Rupanya Pak Steve diam-diam nguping dan langsung pesan telur ayam kampung setengah matang untuk bekal nanti malam ….. ha..ha…ha…

Dilarang berbicara dengan supir

Kalau anda pernah naik PPD 203 (Grogol - Mangga Besar) tentunya anda ingat disamping supir ada tulisan … “Dilarang Berbicara Dengan Supir” … rupanya Andrew tidak pernah naik bis kota, waktu bis melaju kencang dia memanggil supir bis… Pak….Pak… (maksudnya mau tanya sesuatu)… logikanya kalau bis lagi melaju kencang kan supirnya tetap ajah hadap depan dan jawab ajah… “ho…oh… ada apa Khew”. Kalau supir yang ini mungkin sangking hormatnya sama Andrew, dia langsung noleh ke belakang tempat Andrew duduk..… ada apa ?? (sementara bisnya melaju kencang) …. Wakss… Andrew langsung terperanjat ..… ngga jadi pak… ngga jadi… Bapak lihat depan ajah, saya ngga jadi ngomong deh..ha..ha..ha…. supir dilawan.

Selamat Datang di dunia lain

Ok, sekarang mengenai pemandangan Belitung sendiri. Tujuan utama wisata Belitung ini adalah pantainya, dimana pantai Babel memiliki ciri khas batu-batu kecil dan besar dari segede Motor, Bajaj, Taksi, Metromini sampai Bis tingkat yang berserakan di pinggiran pantai menuju laut (kok gua berasa kaya moda transportasi Jakarta yah ??)…. Ngga cuman itu, ada juga beberapa yang segede pesawat terbang. (Jadi Lorena deh nih review :P). Jadi di pantainya tidak ditemukan karang seperti yang biasa ditemukan di pantai-pantai lain, melainkan batu-batu gunung ini. Seperti yang diceritakan, pantai Belitung ini memang indah sekali. Kalau mau melukiskan indahnya pantai ini …….wah susah…. Tapi saya coba deh.

Secara fisik, pasirnya itu halus mirip tepung terigu dan menimbulkan sensasi tersendiri waktu di injak (tapi ada bagian pantai-pantai lain yang pasirnya biasa2 ajah). Ikannya kurang banyak dibandingkan pantai berkarang, jadi kalau snorkeling paling lihat batu2 dan ikan-ikan konvensional ajah (Trims Andi pinjemin alat snorkeling, tapi tetap lu gua jelek-jelekin :P… Kapten Haddock..). Karena memang tidak ada karang tempat ikan-ikan indah bercokol dan hanya batu gunung yang nyasar (--ngawur mode on-- Saya ngga tahu prosesnya bagaimana batu gunung ini bisa “nyasar” ke pantai begitu banyak dengan susunan yang menakjubkan, apa karena gunung api meletus dan melemparkan segitu banyak batu ke pantai. Apa karena di Belitung banyak anak durhaka kali yah …. LHO…Apa hubungannya ?? Gini lhooo, pernah denger kan ceritanya Malin Kundang …. Karena dia durhaka makanya dikutuak lah jadi batu sama maminya. Mungkin maminya Malin pindah ke Babel dan di isengin sama preman ….. lalu satu-satu di kutuak jadi batu…..segitu banyak batunya, artinya premannya banyak …… berbusa juga yang kutuak…--ngawur mode off--)

Daripada gua di kutuak rame-rame sama JS-er karena deskripsinya yang ngawur, saya kasih link pantai Belitung saja. Lihat pelan-pelan, sehari 3 kali …. Sambil merem melek. Setelah itu dijamin jadi pengen ke Belitung. http://www.belitungisland.com/fotografer/tanjung_kelayang.php

Salam,

Alfons

No comments: