Thursday, June 25, 2009

Louvre dan Sainte Chapelle

Louvre

Dear JS-er,

Satu hari di Paris dan harus melihat hal-hal terbaik yang ada di Paris tentunya menjadi hari yang melelahkan. Saya berangkat pagi-pagi dari Hotel yang memang saya pilih berdekatan dengan stasiun metro “Rome”. Saya mulai dengan mengunjungi Louvre, sesuai dengan pesan sponsor bahwa kalau saya ke Paris harus mengunjungi Louvre. Bangunan di Louvre memang megah dan tidak kalah dengan Vatikan, di atas gedungnya juga banyak patung-patung, kalau di Vatikan patung Santo kayanya di Louvre itu patung raja Perancis. Kalau di Vatikan sejarahnya saya cukup tahu banyak sedangkan di Louvre saya seperti lihat pameran patung di cantol ke gedung-gedung seperti di Kota Wisata Cibubur saja. Yang salah bukan gedungnya tetapi karena saya memang tidak punya cukup waktu untuk mencari tahu itu patung siapa dan sejarahnya …… kalau perlu ngajak kenalan :P. Piramid yang bening dan bisa kita lihat di film Da Vinci Code itu sebenarnya atap hall Museum Louvre. Setelah sempat foto-foto di Piramid Louvre saya lalu memutuskan untuk masuk ke musemumnya, di dalamnya penuh tentang sejarah Louvre, artefak-artefak Near East, kalau tidak salah di daerah Syria dan sebelah Mesir. Walaupun sudah di cepat-cepatkan juga kunjungan di museum dan foto-foto memakan waktu 2,5 jam naik turun. Lihat segala macam foto, patung, kendi, gelas yang jujur saja, saya ngertinya mah kurang dari 10 %. Soalnya semuanya (90 %) dalam Bahasa Perancis. Coba kalau Bahasa Inggris, baru gua ngerti ……. 15 % …ha…ha..ha.. soalnya Inggris gua juga jeblok, Inggris pasaran. Kalau Bahasa Indonesia dijamin gua ngerti. Cuma sayang saya tidak sadar kalau di Louvre ada foto Monalisa dan Perjamuan Terakhir ada di Louvre … sehingga waktu pulang, mantan pacar kasih tahu … lihat Monalisa ngga ? Waks….. gua lupa di Louvre ada Monalisa ….. padahal waktu pulang ada majalah2 dijual covernya Monalisa … tapi bener2 gua ngga ngeh si Mona tinggal disana L.

Kesimpulan dari kunjungan di musium itu cuma satu. Cewe yang jaman dulu dianggap sexy itu bukannya yang langsing dan kurang makan seperti hari ini. Kaya Kate Moss gitu kalau di jaman dulu mah ngga bakalan laku, dibilang jelek kurang gizi. Yang dianggap sexy pada zaman dulu adalah yang montok. Tidak terlalu gendut sampai beratnya ratusan kilo, itu mah jagoan Sumo, bukan cewe cakep. Kalau mau gambaran kira-kira seperti peri valentin yang pegang panah. Jadi kesimpulannya kalau JS-er hidup di jaman Louis XIV bakalan banyak yang naksir soalnya kan pada suka makan yah … jadi subur dan milis JS di jaman itu (kalau ada) pasti membernya lebih banyak dari hari ini, soalnya pada doyan makan. Mungkin Napoleon akan ganti nama jadi Napoleon Winarno.

Ada satu saat dimana saya lagi sibuk dan tertegun melihat Sacrophagus (bener ngga yah nulisnya) itu sebenarnya kan peti mati yak, kalau gua lihat peti mati di jejerin mah langsung menghindar serem, apalagi kalau ada isinya di dalam …hiiiiii. Tapi kalau sama sutradara Indonesia mah ini jadi duit, dibikin film :P. Kalau di museum malah pada rame-rame ngelihatin dimana tempat menaruh mumminya bentuk dan ukirannya sangat mirip dengan Mesir, tetapi bahannya dari batu alam seperti marmer sehingga memberikan kesan yang lain. Ada tanpa ukitan wajah dan ada yang dengan ukiran wajah. Sangking asyiknya saya lihat-lihat ukirannya, saya ngga sadar kalau rombongan pelajar yang saya ikuti sudah berpindah ruangan dan saya berada di ruangan itu sendirian, dingin dipenuhi sacrofagus, patung anjing, buaya dll yang jadi dewa Mesir dan rasanya semua matanya melotot ke saya dan Acnya kok tahu-tahu berasa dingin banget ……… CIAIKS ……, nyali gua langsung ciut ..….. gua langsung buru2 kabur keluar cari keramaian …. Ngekor rombongan pelajar tadi …ha..ha..ha.. dasar penakut.

Informasi dalam Bahasa Inggris ada, tetapi minim banget (mungkin juga karena gua pelit ngga mau sewa museum guide yang ada dalam berbagai bahasa, ya iyalah, gua kan lagi buru-buru, dan mana rela gua bayar 6 Euro untuk sewa tape recorder …weeee, mendingan gua dengerin Ipod gua ajah, gratis). Paling gua ngerti pas masuk dan keluar di museum ada tulisannya. Sebagai contoh, petunjuk masuk itu seperti Sully, entrĂ©e, entrance dan entrada. Kalau keluar itu Sortie, exit, salida …. Weleh…weleh, masa gua harus belajar bahasa lagi. Mendingan gua main game.

Sainte Chapelle

Setelah 2,5 – 3 jam di Louvre, saya lanjutkan perjalanan ke Notredamme. Sebenarnya kesana bukan karena tahu sejarahnya tetapi karena saya ingat judul film kartun Hunchback of the Notredamme. Jadi harusnya tempat ini terkenal deh kalau sampai jadi judul film kartun :P. Ngawur yah, memutuskan berkunjung ke satu tempat berdasarkan film kartun :P, tapi itulah saya …ha..ha..ha... Dengan Metro saya berhasil sampai ke tempat yang saya tuju dan dalam jalan menuju Notredamme (yang saya sebenarnya juga ngga tahu persis ada dimana …. Namanya juga orang baru) saya lihat ada antrian panjang. Dan saya baca tulisannya Sainte Chapelle. Saya benar-benar ngga tahu apa itu Notredamme yang saya tuju atau bukan, tapi karena rame yang ngantri yah saya ikut ajah. Eeeeeh, ngga tahunya itu rame karena ada group mau masuk dan karena saya tidak termasuk group saya jadi ngga bisa ikutan …. HUH, saya maju lagi ke depan, malah dapat antrian yang jauh lebih pendek …. Individual entrance …nye..nye..nye, gua lebih cepat masuk ngga usah ngantri panjang. Di dalam Saint Chapelle yang kesan saya mungkin ini saingannya Sisteine Chapelle, bangunannya cukup megah, khususnya di bagian kapelnya dimana jendelanya di dominasi oleh kaca warna-warni …. Apa yah namanya, ada yang jual kaca jendela yang terdiri dari berbagai macam kaca warna warni di gereja dan diukir membentuk gambar. Jujur saja saya masih pegang Sisteine daripada Sainte Chapelle. Tapi jangan bilang-bilang sama orang Perancis, nanti ngamuk.

Kalau JS-er pengen tahu kira-kira dimana lokasinya, agak jauh juga dari Soto Mie Angke, tetapi tetap bisa dilihat pakai GPS.

http://maps.BlackBerry.com?lat=48.85404&lon=2.34420&z=2&label=Where+I+Am

Sekeluar dari Sainte Chapelle saya sempat foto-foto di patung Saint Michell di seberang sungai ….. ngga tahu nama sungainya apa, mungkin sungai Seine (yang jelas bukan Ciliwung soalnya bersih).

PS : Mohon maaf tahu-tahu kok cerita Louvre, ini saya mau berbagi cerita dari saat berangkatnya, naik pesawat, makan apa di pesawat, hotelnya dst. Tapi takut ngga kesampaian, soalnya biasanya cuma niat doang :( hiks. Jadi yang ada ajah di posting dulu. Inti ceritanya cuma dua, pertama di Paris dan kedua Lucerne, Swiss.


Salam,

Alfons

No comments: